Selasa, 17 Juni 2008

Hadang Tikus Dengan Plastik



Tikus sawah adalah salah satu musuh terbesar para petani. Hewan yang satu ini, sanggup menghabiskan hasil sepetak sawah hanya dalam waktu sekejap. Malangnya lagi, hewan satu ini seolah tak pernah kenyang.Habis sawah A disikat, mereka akan pindah ke sawah B, C, D dan seterusnya.Selain itu hewan ini pandai beranak pinak. Dalam setahun, sepasang tikus, bisa menghasilkan keturunan sampai ribuan ekor.
Ada banyak cara menyikat hama tikus. Beberapa yang sudah dilakukan petani adalah, menggunakan pestisida, memasang perangkap, memburu keluarga tikus sampai ke sarnagnya, dan lain-lain. Namun, kadang hasilnya tidak begitu memuaskan. Tikus-tikus tetap saja berkeliaran. Sebab, pemusnahan hama tikus dengan cara seperti ini kadang tidak dilakukan secara massal, melainkan hanya oleh beberapa petani pemilik sawah saja. Akibatnya, tikus-tikus dari sawah lain bisa saja pindah ke sawah yang sebelumnya sudah disterilkan dari tikus.
Nah, untuk permasalahan ini, ada pemecahannya. Yakni,mengusir tikus dengan menggunakan sistem pemagaran atau Trap Barrier System (TBS). Cara ini sudah lama diterapkan oleh beberapa petani di pulau Jawa. Caranyanya cukup gampang.Sawah cukup dipagari dengan plastik. Lebar plastik sekitar 60 cm, panjangnya sesuai panjang keliling sawah. Misalnya, jika sebuah sawah ukuran tiap sisinya 10 meter (10+10+10+10), maka panjang plastik yang dibutuhkan adalah 40 meter (4x10m).
Adapun cara membuat pagar plastik ini tidak sukar. Cukup tancapkan beberapa bambu di sekeliling sawah, kemudian, dengan bantuan bambu ini,pagari sawah denganp lastik. Usahakan jarak pagar plasti dari pematang sekitar 50 cm. Tujuannya supaya tikus tidak dapat meloncat dari pematang ke sawah. Kemudian, di titik-titik tertentu buatlah lubang sebesar tubuh tikus. Persis di depan lubang, pasanglah perangkap tikus.
Hal ini dilakukan karena tikus selalu bergerak untuk mencari lubang masuk ke sawah. Jika tidak menemukan lubang, hewan ini akan meloncat ke sawah.
Kendala yang mungkin dihadapi petani dalam sistem TBS ini mungkin biaya pembelian plastik dan perangkap tikus. Untuk menyiasatinya, gunakanlah plastik terpal.
Modalnya memang agak mahal, tetapi terpal bisa dipakai berulangkali karena lebih tebal. Selain itu, plastik terpal juga bisa
digunakan untuk menutup gabah di malam hari, ketika musim panen tiba. Jadi, akhirnya malah lebih hemat dari plastik biasa yang mungkin cuma bisa untuk sekali pakai saja.

Keberhasilan
Salah seorang yang sukses menggunakan sistem ini adalah Bapak Saripin, mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Bekasi yang memilih mengelola sawah ketika pensiun. Dengan memakai sistem TBS ini padinya tak pernah lagi dilahap tikus. Bapak Saripin berhasil menuai panen sebanyak 7 ton/hektar, sementara petani lain yang sawahnya diserang tikus cuma bisa panen 2 ton/hektar.
Menurut beliau, jika para petani mau bersatu memakai sistem TBS ini, maka biaya pembelian plastik bisa dihemat. Sebab, para petani yang sawahnya saling bersisian, bisa patungan membeli plastik. (tani merdeka/NKD)

Tidak ada komentar: